Judul buku : Atas Nama Cinta (Sebuah Puisi Esai)
Isu Diskriminasi dalam Untaian Kisah Cinta yang Menggetarkan Hati
Penulis : Denny JA
Penerbit : Rene Book
Jenis Cover : Soft Cover + Polyemas samping
Jenis Kertas : Bookpaper 60 gram
Ukuran : 21 cm x 18,5 cm
Halaman : 216 hal
ISBN : 978-602-19153-2-5
Cetakan : I, April 2012
Harga : Rp 50.000,-
“Atas Nama Cinta” adalah kumpulan PUISI ESAI karangan Denny JA yang
berbicara tentang tragedi-tragedi diskriminatif yang menimpa sebagian
kelompok minoritas di negeri yang majemuk ini. Namun, tidak seperti
lazimnya puisi yang sudah ada, puisi yang ditulis oleh aktivis,
pengusaha, dan tokoh riset terkemuka ini dibubuhi dengan catatan-catatan
kaki di sana-sini.
Karena demikianlah yang diinginkan Denny: eksperimentasi yang
menjembatani fiksi dan fakta, detail kisahnya fiksi namun kenyataan
sosial dari isu itu adalah fakta. Sebuah genre baru dalam dunia sastra
Indonesia.
Secara tidak langsung, buku ini mengusung dua misi suci sekaligus:
pertama, menyadarkan publik tentang praktik-praktik diskriminatif yang
sangat mengganggu, dan kedua, memperkenalkan genre baru dalam dunia
sastra Indonesia; “puisi esai”.
Epilog buku ini ditulis oleh penyair, sastrawan dan sosiolog
terkemuka Indonesia: Sapardi Djoko Damono, Sutardji Colzoum Bachri, dan
Ignas Kleden.
Menurut penulisnya, masing-masing dari judul buku puisi ini akan
dibuatkan novel-nya secara khusus plus dibuatkan filmnya. Tentu saja ini
GEBRAKAN yang menarik yang layak ditunggu hasilnya. Sebuah terobosan
yang memecah kebuntuan orang dalam berpuisi….***
“Buku puisi esai ini penting untuk dicatat dalam perkembangan puisi kita. Denny JA Sudah menawarkan suatu cara penulisan baru.”
(Sapardi Djoko Damono, Penyair).
“Bagi saya, puisi esai adalah puisi pintar. Yang dengan berbagai
data, fakta, argumentasi, bisa memberikan kepintaran bagi pembacanya.
Boleh dikata, semua sajak (buku) ini mengandung tema perlawanan yang
beragam.”
(Sutardji Colzoum Bachri, Penyair)
“Sejak Denny JA memperlihatkan wataknya yang menyimpang dari
kebiasaan. Percobaan yang dilakukan Denny layak mendapat apresiasi
kita.”
(Ignas Kleden, Kritikus Budaya)
“Saya menilai karya Deny JA ini luar biasa. Ini sebuah protes sosial tapi dengan cara yang menyentuh hati.”
(Siti Musdah Mulia, Aktivis Perempuan)
“Sangat menarik! Bagus! Denny JA memadukan antara fakta dan fiksi.
Fiksinya penuh imajinasi, faktanya berangkat dari pengalaman kita yang
tragis. Kita merasa ikut terbawa dalam emosi yang disampaikan. Saya
sangat senang dengan kehadiran buku ini.”
(Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi)
“Puisi Denny JA punya sasaran, konteks yang jelas, dan disampaikan
dalam bahasa yang tajam tapi lembut, lembut tapi tajam. Menggugah emosi.
Tidak indoktrinatif dan tidak menggurui.”
(Komarudin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
“Ini puisi yang tidak lazim, puisi yang bernas. Berisi. Bukan hanya
mengandung pesan cinta, tapi mengandung pesan sosial dan moral yang
sangat mendalam.”
(Jimly Asshidique, Tokoh Masyarakat)
“Sekalipun Denny JA bukan penyair, tapi dia berhasil memilih kata
yang indah. Saya sempat tersendat, dan mengeluarkan air mata di beberapa
bagian puisinya. Tapi di beberapa tempat dia menghentak dan
mengejutkan. Kita kaget. Isinya kadang keras. Kadang kita tergelak.”
(Bondan Wianarno, Penulis & Wartawan Senior)
“Ada kesadaran teori dan filosofis dari Denny JA untuk membela
kelompok tertindas. Ia ekspresikan itu dalam bentuk yang tak lazim:
puisi yang menyentuh.”
(Mohamad Sobary, Esais dan Novelis)